MENGENAL METODE PROYEKSI, SCREEN GAIN, VIEWING ANGLE, DAN SCREEN SURFACE DALAM DUNIA PROYEKTOR

MENGENAL METODE PROYEKSI, SCREEN GAIN, VIEWING ANGLE, DAN SCREEN SURFACE DALAM DUNIA  PROYEKTOR

Dalam Dunia proyektor biasanya kita sering mendengar istilah-istilah yang terdengar asing. Istilah tersebut sebenarnya merupakan sebutan-sebuatan yang biasanya terdapat pada dunia proyektor. Selain untuk mempermudah penyebutan, istilah tersebut merupakan cara-cara ketika menggunakan proyektor. Untuk sam dan mbak yang bekerja dan belajar menggunakan proyektor, perlu mengetahui istilah tersebut agar mempermudah saat menggunakan atau memasang proyektor. Serta untuk sam dan mbak sebagai audiens dapat mempelajari istilah istilah ini untuk menambah pengetahuan seputar dunia proyektor.
Istilah-istilah yang akan kita bahas pada artikel kali ini antara lain: metode proyeksi, screen gain, viewing angle dan screen surface. Metode ini digunakan untuk mendapatkan hasil tampilan atau proyeksi terbaik dari proyektor. Dengan metode ini sam dan mbak akan lebih mudah ketika memasang proyektor diruang ruang tertentu, sehingga sam dan mbak tidak perlu pindah atau menyewa ruangan yang lebih besar atau luas agar mendapatkan hasil tampilan yang baik begitupun sebaliknya.

Metode Proyeksi

Metode proyeksi merupakan cara menempatkan proyektor agar mendapatkan hasil yang maksimal. Metode ini dilakukan dengan cara meletakan proyektor didepan layar, disebrang layar bahkan digantung pada langit-langit. Dengan metode ini audiens maupun pembicara dapat melihat hasil proyeksi lebih jelas dan terang. Metode metode tersebut antara lain: Metode Front Projection yang terbagi menjadi dua, yaitu Front Ceiling dan Front Desk. Serta Rear projection yang terbagi menjadi dua, yakni Rear Desk dan Rear Ceiling.
Yang dimaksud dengan metode Front Projection adalah proyektor yang digunakan akan diletak kan disisi yang sama atau berhadap hadapan dengan layar atau dinding dimana gambar akan ditampilkan. Posisi yang gunakan pada metode ini adalah: layar, proyektor, audiens. Sehingga audiens dapat lihat proyektor dan layar sekaligus. Metode Front Projection terdiri dari, Front Ceiling dan Front Dest. Front Ceiling adalah sebutan untuk proyektor yang diletakan di langit langit sehingga cahaya dari proyektor kearah bawah dan langsung kearah layar, dengan metode ini audiens maupun pembicara tidak perlu khawatir akan menyenggol proyektor sehingga gambar menjadi goyang. Metode yang selanjutnya adalah Front Desk, Pada Front Desk proyektor diletakan didepan layar dan ditempatkan diatas meja. Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan metode Front Desk, keuntungan dari metode Front Desk adalah pengguna atau pembicara lebih mudah mengatur dan men-setting feature feature yang terdapat pada proyektor. Untuk sam dan mbak yang akan menggunakan proyektor secara mobile dapat menggunakan metode Front desk sehingga mudah untuk memasang dan memindahkan proyektor, sedangkan untuk sam dan mbak yang akan menggunakan proyektor untuk acara yang tetap dan dalam ruang besar dapat menggunakan metode Front Ceiling, sehingga banyaknya audiens tidak mempengaruhi settingan dari proyektor.
Rear Projection merupakan metode yang digunakan untuk menempatkan proyektor di sebrang permukaan layar atau screen tempat gambar diproyeksikan, pada metode ini audiens tidak melihat proyektor secara langsung karena tertutup layar. Posisi yang digunakan pada metode ini adalah : proyektor, layar, audiens. Metode Rear Projection terbagi menjadi dua, yaitu Rear Desk dan Rear Ceiling. Pada Rear  Desk, proyektor diletakkan akan diletakkan dibawah atau diatas meja sehingga cahaya atau hasil tampilan tersorot keatas sedangkan untuk metode Rear Ceiling, proyektor diletakkan atau digantungkan diatas atau langit-langit. Metode ini cocok digunakan untuk menonton film sehingga gambar yang dihasilkan lebih maksimal dan terlihat nyata.
Dari metode Front Projection dan Rear Projection, sam dan mbak dapat memilihnya sesuai dengan kebutuhan. Sesuaikan dengan jumlah audiens, besar dan kecilnya ruangan. Dengan menggunakan metode yang tepat hasil proyeksi yang didapat lebih maksimal serta ruangan menjadi lebih tertata sehingga audiens merasa nyaman ketika mengikuti acara yang sam dan mbak selenggarakan.
Istilah lain yang biasanya digunakan dalam dunia proyektor selain metode proyeksi (Front Projection dan Rear Projection), istilah lain yang sering digunakan adalah screen gain, viewing angle dan screen surface.

Viewing Angle

Viewing angle merupakan metode untuk melihat seberapa besar derajat yang diperlukan untuk menghasilkan sudut pandang yang baik sehingga tampilan hasil proyeksi lebih maksimal dan stabil. Dengan menggunakan metode viewing angle, sam dan mbak dapat melihat hasil tampilan yang optimal ketika dilihat walaupun penempatan proyektor tidak tegak lurus terhadap layar. Sam dan mbak dapat mengukur atau mensetting viewing angle sebelum presentasi diadakan sehingga hasil tampilan yang tersajikan lebih optimal dan fokus.

Screen Surface

Setelah memahami metode proyeksi (Front Projection dan Rear Projection) dan viewing angle, sam dan mbak tentu sudah ada pandangan untuk metode yang akan digunakan untuk keperluaan sehari hari. Karena dengan metode yang tepat, hasil tampilan akan menjadi lebih maksimal meskipun menggunakan feature yang standar. Pada pembahasan istilah selanjutnya adalah Screen Surface.
Seperti namanya Screen, maka istilah selanjutnya adalah membahas tentang layar proyektor. Layar pada proyektor juga penting diperhatikan, karena dengan layar proyektor hasil proyeksi yang ditampilkan akan lebih maksimal. Bahan dari proyektor mampu memproyeksikan gambar dengan baik dibandingkan dengan dinding, karena sifat dinding yang tidak bisa memproyeksikan gambar atau cahaya dengan baik.
Screen surface terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut beberapa jenis screen surface yang sam dan mbak perlu ketahui: Matte Grey, Matte White, Vinyl, Glass Beaded, Acoustically Transparent.

  • Matte Grey

Ciri yang terdapat pada matte grey adalah permukaan layarnya yang berwarna abu abu. Biasanya layar atau screen dengan jenis matte grey digunakan untuk metode Front Projection. Keunggulan dari matte grey adalah dapat meningkatkan contrast pada gambar tetapi screen gain yang dimiliki cukup rendah. Dari keunggulan tersebut, matte grey cocok digunakan untuk sam dan mbak yang ingin menggunakan proyektor sebagai home teater. Viewing angle yang dimiliki matte grey adalah: 50 sampai 80, sedangkan untuk screen gain yang dimiliki matte grey sebesar 0,6 hingga 0,9.
Dengan menggunakan metode Front Projection dan screen surface jenis matte grey, maka sam dan mbak dapat menikmati film dengan kualitas seperti bioskop, sehingga bioskop dirumah atau home teater bukan hanya sekedar impian.

  • Matte White

Seperti namanya, Screen Surface jenis Matte White memiliki ciri-ciri layar berwarna putih. Masyarkat Indonesia lebih banyak menggunakan layar atau screen jenis matte white karena cocok digunakan untuk berbagai jenis kegiatan. Metode penempatan proyektor yang cocok untuk screen atau layar matte white, sama dengan matte grey yaitu menggunakan metode Front Projection. Kelebihan pada layar atau screen matte white adalah memiliki viewing angle yang cukup besar. Screen Gain yang terdapat pada matte white adalah 1,0 viewing. sedangkan viewing angle yang dimiliki matte white sebesar 50 hingga 80.
Untuk sam dan mbak yang akan menggunakan proyektor untuk berbagai macam acara seperti presentasi rapat, seminar, dan lain lain dapat menggunakan layar matte white untuk mendukung keperluan sehari-hari. Sehingga hasil presentasi yang disajikan dengan sam dan mbak lebih maksimal, dan jangan lupa untuk menggunakan metode Front Projection agar hasil proyeksi yang dihasilkan lebih maksimal.

  • Vinyl

Jenis screen surface yang lain adalah vinyl. Vinyl memiliki ciri-ciri permukaan layar yang halus, lentur serta agak transparan. Sama dengan jenis matte, vinyl memiliki layar yang berwarna putih yang disebut vinyl white dan layar berwarna abu-abu yang disebut dengan vinyl grey. Pada vinyl yang berwarna abu-abu memiliki nilai contras yang lebih besar dibandingkan vinyl white. Screen Gain yang dimiliki screen atau layar vinyl adalah 0.8 hingga 1,2. sedangkan untuk viewing angle yang dimiliki layar vinyl adalah 50 hingga 80.
Untuk sam dan mbak yang akan menggunakan layar atau screen dengan tipe vinyl sebaiknya menggunakan metode proyeksi Rear Projection atau Dual Projection. Dual Projection adalah sebutan untuk Front Projection dan Rear Projection.

  • Glass Beaded

Setelah mengetahui pengertian dari matte white, matte grey serta vinyl, sam dan mbak sudah mendapat jenis layar yang terdapat pada proyektor bukan; sebelum memutuskan untuk menggunakan screen atau layar proyektor diatas, sam dan mbak perlu mengetahui jenis layar yang lainnya untuk pertimbangan sam dan mbak agar memperoleh layar proyektor yang sesuai dengan kebutuhan.
Jenis screen surface yang selanjutnya adalah Glass Beaded. Pada Screen atau layar Glass Beaded memiliki ciri permukaan screen yang terkesan memiliki serpihan serpihan kaca. Keuntungan yang didapatkan pada screen jenis Glass Beaded adalah Screen Gain yang sangat tinggi sehingga brightness pada proyektor dapat dilipat gandakan. Sayangnya screen jenis glass beaded memiliki viewing angle yang terbatas sehingga ketajaman gambar yang dihasilkan kurang maksimal, sehingga sam dan mbak harus men-setting viewing angle terlebih dahulu sebelum melakukan presentasi atau kegiatan. Besarnya screen gain yang dimiliki oleh glass beaded adalah 2,0 hingga 3.5. sedangkan viewing angle yang dimiliki oleh screen atau layar glass beaded sebesar 30 hingga 40.

  • Acoustically Transparent

Screen surface jenis yang terakhir adalah Acoustically Transparent. Pada screen atau layar acoustically transparent memiliki ciri permukaan yang memiliki lubang atau pori-pori. Pori-pori atau lubang ini berfungsi untuk mengeluarkan suara dari depan layar sehingga suara yang dihasilkan lebih besar. Untuk sam dan mbak yang akan menggunakan proyektor dan layar pada auditrium besar dan home teater sebaiknya menggunakan layar ini, karena layar jenis acoustically transparent memberikan suara yang lebih maksimal sehingga film lebih enak untuk ditonton. Pada screen acoustically transparent, screen gain yang dimiliki sebesar 0.6 hingga 0.95 sedangkan viewing angle yang dimiliki oleh screen acoustically transparent sebesar 70 hingga 90.
Dari lima jenis screen surface diatas, sam dan mbak dapat menggunakan layar sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saja, untuk sam dan mbak yang akan menggunakan proyektor di ruangan yang sangat besar seperti auditorium sebaiknya menggunakan layar dengan jenis acoustically transparant, sedangkan untuk sam dan mbak yang akan menggunakan screen surface untuk berbagai jenis kegiatan hendaknya menggunakan layar dengan jenis matte white. Untuk sam dan mbak yang ingin memiliki home teater viynl grey atau acoustically transparat. Padukan jenis screen surface dengan metode pemasangan proyektor yang sesuai sehingga hasil gambar dan suara yang didapatkan lebih maksmial meskipun sam dan mbak hanya menggunakan featur yang tidak tinggi atau besar.
Selain beberapa istilah atau metode yang sering digunakan dalam dunia proyektor, ada pula beberapa jenis atau layar proyektor yang sebaiknya diketahui oleh sam dan make. Jenis jenis layar atau screen proyektor tersebut, antara lain: Fixed Frame Screen, Fast Fold Screen, Table Screen, Portable Screen, Tripod Screen, Motorized Screen, Manual Pull Down Screen.
Layar proyektor jenis Fixed Frame Screen cocok digunakan untuk sam dan mbak yang ingin memiliki home teater atau digunakan dalam meeting room yang jarang memindah-mindahkan layar proyektor, Fixed Frame Screen memiliki ciri bingkai yang tetap pada setiap sisi layar. Fast Fold Screen memiliki ciri kerangka pada setiap sisi layar serta kakinya yang sangat kuat, layar jenis Fast Fold Screen cocok digunakan untuk sam dan mbak yang akan menggunakan proyektor untuk format format yang besar.
Sedangkan untuk layar jenis Table Screen memiliki ciri layar yang kecil dan ringan, layar jenis ini cocok digunakan untuk sam dan mbak yang memiliki pekerjaan mobile sehingga mudah digunakan, penempatannya pun tidak menghabiskan banyak ruang. Jenis yang selanjutnya adalah Portable Screen yang diciptakan khusus untuk sam dan mbak yang sering moving ketika melakukan presentasi dari satu tempat, ke tempat yang lain.
Layar jenis Tripod Screen memiliki ciri yaitu terdapat tiang dan kaki untuk menyangga layar, sehingga sangat fleksibel ditempatkan diberbagai sudut ruangan atau lokasi yang berbeda. Dan yang terakhir adalah layar jenis Motorized Screen. Pada layar Motorized Screen memiliki ciri layar yang ditempatkan didinding, layar ini memiliki kelebihan yang berbeda dari layar jenis lainnya karena dapat menggulung dan mengeluarkan screen secara otomatis ketika ditekan tombol pada remote controlnya. Pada layar motorized screen terdapat 2 motor, yaitu: tumbular motor (berfungsi menggulung layar) dan Synchronous motor (berfungsi menggelar atau mengeluarkan layar).